Luwu di bulan february

•July 17, 2008 • 1 Comment

Ahhh…….. Akhirnya sampai juga, gumamku dalam hati ketika mobil yang aq tumpangi memasuki perbatasan antara kabupaten Wajo dan Luwu. Mulailah terlihat sepanjang jalan reklame para calon Bupati menabur janji-janji kepada rakyat. Semua calon telah beradu wacana akan luwu masa depan, tapi apakah janji-janji akan ditepati ketika rakyat memilih mereka? ataukah itu hanya sebuah kebohongan belaka agar bisa merebut kursi paling elit di kabupaten ini? Saat ini, tepat dua tahun sudah Belopa jadi ibukota kabupaten Luwu. Kita liat saja nanti perubahan apa yang telah dilakukan oleh Bupati kita. Aku masih terus bergumam dalam hati tentang daerahku ini.

Mataku sudah berjaga-jaga sambil memerhatikan apa yang kami lewati karena rumahku sudah semakin dekat. Sekitar pukul 15 sore hari, mobil berhenti di pertigaan jalan pas depan rumah Bupati. Aku langsung mengambil tas ransel yang ada di bagasi mobil langsung berjalan menuju rumahku yang masih ada sekitar 150 meter itu. Betul-betul sangat terpesona melihat semuanya. Desaku yang kutinggal beberapa tahun yang lalu telah disulap menjadi kota. Aku sangat merasa terasing dengan kampung halamanku sendiri. Belum sampai di depan rumah, aku langsung di kejutkan oleh Pak Marhen. Kapan datang nak? serunya langsung menjabat tanganku. Barusan saja, Bapak bagaimana kabarnya? sahutku sambil memerhatikan keadaan pak Marhen. Beginilah apa yang nak Alwi lihat. Kami langsung duduk berdua disebuah halte yang berada dipinggir jalan itu. Pak Marhen adalah tetangga samping rumah saya, dulunya dia adalah seorang petani yang sangat sukses. Dia mempunya beberapa hektar sawah dan kebun. Bagaimana hasil panen padi tahun ini pak? apa masih sukses seperti dulu? tanyaku langsung pada Pak Marhen. Saya sudah tidak bersawah lagi nak. Kenapa Pak? apa Bapak sudah tidak kuat kerja lagi? saya lihat fisik Bapak masih sangat kuat, masih seperti dulu. Iya sih nak, kalo masalah Fisik, Bapak masih sanggup untuk kerja. Tapi sawah yang ada disana (sambil menunjuk ke arah barat) sudah dijual semua. Kenapa Pak? jawabku melihat kearah yang di tunjuk oleh Pak Marhen. Kampung kita kan akan menjadi kota, jadi semua sawah Bapak yang dulu disana itu dibeli oleh pemerintah. Katanya sih untuk buat jalan lingkar kota dan sisanya itu akan di bangun Polres.

Istirahat dulu ah….